Bandung-Gatot Subroto.-Untuk mendapatkan tiket sarana transportasi sekarang, masyarakat tidak perlu lagi berdesak-desakan dalam antrian, atau membeli dari calo tiket dengan harga yang tidak masuk akal ( mahal ), seperti yang sering terjadi belakangan ini terutama menjelang hari raya dan masa liburan sekolah, karena tepat hari ini (17/12) bertempat Hotel Papandayan Bandung PT. Kereta Api Indonesia bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia meluncurkan program pembelian tiket dengan cara on line di 3200 jaringan on line kantor pos di seluruh Indonesia. Program tersebut menggandeng Flash Mobile yang bergerak di bidang Informasi dan Teknologi sebagai partner kerja.
Selasa, 16 Desember 2008
Bandung On the Spot-TIKET ON LINE KERJASAMA PT.KAI DAN PT. POS INDONESIA
Bandung Profile-Opi Budi Rospian S.IP "Generasi Baru Harapan Baru"

Bandung, Maskumambang-Tim beritaberitabandung.com datang ke kantor DPD Golongan Karya hari sabtu sore tanggal 13 desember lalu. tanpa harus menunggu lama Bapak Opi Budi Rospian, S.IP yang kita tunggu sudah datang. Beliau adalah salah satu Caleg DPRD KotaBandung dari Golkar dengan daerah Pemilihan (DaPil) Bandung 5.anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Adjang Halim Santika MPD dan Ibu Metty Amiati MPD ini adalah Alumnus Universitas Pasundan jurusan Ilmu Politik ini juga sedang melanjutkan studi magisternya di STIEPAS.Dari latar belakang pendidikan dan keaktifan dalam mengikuti organisasi-organisasi muda inilah yang membuat ayah dari Aura Aulia (6 th) dan Panca Rizky (8 bln) memutuskan untuk terjun secara total ke dalam dunia politik.
Demikian hasil wawancara tim dengan Bapak Opi Budi Rospian yang lebih akrab dipanggil Kang Opi terkait dengan Keikutsertaannya di dalam pemilihan legeslatif ini
Sejak kapan kang Opi berkecibung dalam dunia politik ?
Sejak saya masuk kedalam organisasi, mungkin dari SMA.Saya aktif di OSIS dan Pramuka. dan semasa kuliah saya aktif di LISMA dan FOKUSMAKER Kota Bandung. dan dari tahun 2007 sampai sekarang saya menjabat sebagai ketua FOKUSMAKER atau Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan.
Bidang apa ?
Hanya kajian, diskusi minat dan bakat
Sejak kapan masuk kedalam partai GOLKAR ini kang ?
Sejak saya masuk FOKUSMAKER otomatis saya masuk GOLKAR. FOKUSMAKER itu adanya di GOLKAR.
Kenapa akang memilih GOLKAR, bukan partai lain ?
Dulu, jaman saya jadi mahasiswa adalah sesuatu yang unik bisa masuk GOLKAR. Pada dasarnya saya punya persepsi pribadi bahwa partai apapun itu hanyalah sebuah benda mati, tinggal bagaimana orang yang menjalankannya.Apalagi mahasiswa yang mempunyai gejolak energik untuk sebuah perubahan.Perubahan tidak bisa dilakukan dari luar, kita harus masuk kedalamnya asal kita mampu dan punya potensi. Lagipula, apapun alasannya GOLKAR adalah sebuah aset bangsa dan aset strategis yang menjadi pondasi bangsa dalam menjaga dan membangun NKRI
Sudah berapa kali akang mengikuti pemilihan ini ?
Baru sekarang ini dipersiapkan dan rata-rata generasi muda sekarang cukup keteteran dengan sistem pemilu sekarang. Kesiapannya sekarang harus cepat dan GOLKAR adalah partai pertama yang mempunyai suara terbanyak all out. Asalnya nomer urut, ada proses pemanasan. sekarang persaingan begitu terbuka dan GOLKAR memberikan kesempatan pada siapa saja, ini dapat menjadi motivasi dalam internal partai, terlepas dari motivasi pribadi yang dapat mengubah paradigma masyarakat terhadap partai GOLKAR.
Yang akang rasakan perbedaan GOLKAR dulu dengan sekarang ?
Asetibility artinya Golkar terdiri dari kekuatan ABRI sehingga untuk mencapai suara-suara sangat mudah berbeda dengan sekarang hampir semua yang dirasakan partai lain juga sama dirasakan oleh partai golkar.
Visi dan Misi akang kalau terpilih nanti ?
Saya ingin mengoptimalkan peran dewan dalam optimalisasi akses informasi pemerintah kepada masyarakat. Salah satu contohnya, bila ada penyaluran bantuan dari pemerintah kepada masyarakat pada level tertentu ada yang tidak dapat menikmatinya.
Market yang dituju ?
Saya lebih condong kepada generasi muda. yang perlu ditingkatkan adalah kemandirian (Skill Of Life) informasi dapat lebih terakses. untuk merealisasikan itu saya berencana akan membuat sebuah kantor rakyat yang fungsinya untuk saling bertukar informasi dam juga merupakan mesin kerja saya untuk mendapatkan informasi yang akurat dari rakyat dan sebaliknya.
Upaya yang telah dilakukan untuk pendekatan kepada masyarakat?
Saya tergolong secara ekonomi tidak besar jadi pendekatan yang saya gunakan tidak menggunakan materi melainkan secara personalitas.
Apakah pendidikan menjadi agenda program kerja anda nanti?
ya, pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan suatu bangsa,namun saya tidak dapat memberikan janji secara angka melainkan sistem pengawasan terhadap program bantuan pendidikan oleh pemerintah seupaya mungkin harus tepat sasaran.
berapa suara yang anda perkiraan diwilayah dapil akang?
kira-kira 20%
Kendala-kendala yang akang hadapi dalam proses pemilihan caleg?
Persepsi masyarakat bahwa seseorang menjadi anggota dewan karena obsesi pribadi, padahal bagi saya itu adalah tugas dan amanah yang harus saya pertanggung jawabkan kepada partai dan masyarakat yang telah memilih saya.
Harapan-harapan akang setelah terplih nanti?
Masyarakat lebih sejahtera, lebih terpacu untuk mandiri dan masyarakat tidak direpotkan dengan banyaknya partai.mudah-mudahan sistem hukum berjalan baik dan yang terpenting saya tidak mau memberikan janji tetapi saya hanya meminta doa dukungan dari masyarakat agar saya dapat menjalankan komitmen yang merupakan tanggung jawab saya sebagai wakil rakyat.
(Devi,Ivan,Bambang)
Bandung Straight-Tarif Damri Dipatiukur-Jatinangor Turun
Hal ini disambut sukacita oleh para penumpang, seperti yang dituturkan oleh salah seorang penumpang bus damri jurusan dipatiukur-jatinangor yang kami temui di terminal Jatinangor, Yeni, seorang mahasiswi Unpad merasa adanya penurunan tarif ini lebih meringankan bebannya. Dia juga mengungkapkan seharusnya penurunan tarif ini diikuti oleh seluruh trayek damri di kota Bandung . (Decky, Ladi, Nuniek, Ruslan)
Bandung Straight-PASOKAN Elpiji di Bandung
Hal ini juga dibenarkan oleh Drs. H.M. Mohamad Saleh M selaku Direktur Utama SPPBE, ketika kami berkunjung ke kantornya di tengah-tengah kesibukannya memantau pengisian bulk elpiji, “pasokan dari Eretan, saat ini kami tidak mengambil dari Balongan, ke SPPBE sudah normal, suplai dari SPPBE ke Agen sedang berjalan, tinggal dari Agen ke konsumen,” ujarnya. Oleh karena itu tinggal bagaimana penyaluran dari tiap agen ke konsumen karena dari kebutuhan rata-rata sebesar 64 ton dalam sebulan kami telah salurkan ke seluruh Agen khususnya yang berada di wilayah Bandung Timur. (Nunik, Decky, Lady, Ruslan)
Bandung Straight-Peluncuran Trans Metro Bandung masih belum jelas
Menurut Kepala Perum Damri, Sadiyo, yang kami temui Selasa siang (16/11) diruang kerjanya, karena pihak Dishub yang ia ketahui baru menyediakan 2 shelter dari 32 shelter yang direncanakan itupun hanya berupa tenda sementara dari pihak sponsor. Walau rencana peluncuran belum terlaksana namun ada pihak yang keberatan, karena mereka menilai dengan adanya TMB ini bisa mengurangi pendapatan mereka khususnya para supir angkot, salah satu bentuk penolakan mereka dengan memasang spanduk disetiap terminal dan menempelkan pamflet di kaca belakang angkot mereka. Hal ini jelas menimbulkan pro dan kontra tentang adanya TMB. Hingga 2 hari ke belakang pengamanan khususnya dibundaran Cibiru diperketat meskipun tidak seketat Senin kemarin (15/11) yang melibatkan 3 platon Dalmas karena beredar isu ada demo besar-besaran di wilayah tersebut, untuk berjaga-jaga pihak Kepolisian Resort Bandung Timur hari ini menyediakan 1 unit platon Dalmas saja sampai berita ini diturunkan.
Sadiyo mengungkapkan salah satu solusi agar para supir angkot tidak merasa dirugikan adalah dengan ditariknya beberapa unit trayek Damri untuk dialihkan ke TMB walaupun penarikan ini masih dikaji oleh mereka. (Decky, Lady, Nuniek, Ruslan)
Bandung On The Spot-PERDA di antara urusan perut
Mengenai pedagang, nampaknya peraturan tersebut dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Adanya segelintir Oknum dari pihak Pemerintah Daerah berikut jajarannya dalam pelaksanaan di lapangan, menjadi nada sumbang di antara para PKL sendiri, seperti adanya pungutan dari oknum kepada PKL supaya tetap bisa berdagang/berjualan di area yang dilarang. Perilaku seperti inilah yang bisa merusak wibawa Pemeritah terutama bisa merembet ke Badan Legislatif sebagai pembuat kebijakan, dan Eksekutif sebagai aparatur pelaksana.
Pasal 49 ayat 1 bb “ berusaha atau berdagang di trotoar, jalan/bahu jalan, taman, jalur hijau dan tempat-tempat lain yang bukan peruntukan nya tanpa meminta ijin dari walikota dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan hukum sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau sanksi administrasi berupa penahanan untuk sementara waktu KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan Kartu Identitas Kependudukan lainnya.
Pasal 49 ayat 1 jj “ Mendirikan kios dan/atau berjualan di trotoar, taman, jalur hijau: melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan kerusakan kelengkapan taman, atau jalur hijau dikenakan pembebanan biaya paksaan penegakan hokum sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau sanksi administrasi berupa penahanan untuk sementara waktu KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan Kartu Identitas Kependudukan lainnya.
Kedua Pasal ini lah yang sampai saat ini menjadikan Pro dan kontra dikalangan masyarakat, pedagang, dan Pemerintah. Selain itu adanya nada kritis dari mereka, bisa jadi kritik sosial yang membangun untuk memperbaiki kinerja jajaran Pemerintah Daerah dalam mengupayakan Bandung yang tertib, bersih dan indah. Seperti Hadi (31th) penjual hewan peliharaan yang biasa berjualan di halaman Mall BIP, ketika ditanya soal Perda K3, “Pemerintah kurang mengupayakan relokasi yang bisa menguntungkan pihak pedagang, makanya kami tetap berjualan di sini, karena lokasi yang ramai dan strategis, selain itu pemilik Mall beserta para preman pun sempat menghadang kami, namun para penjual, tetap bertahan dari tahun 1989 sampai sekarang dan menghiraukan ancaman tersebut” ujar nya.
Sama halnya dengan Rachmat (48th) dan Bambang (42th) penjual bubur bersaudara asal Majalaya ini, sudah 22 tahun berjualan di trotoar Jln. Merdeka, mereka biasa berjualan sore hari sampei jam 9 malam, ketika ditanya tanggapan nya soal Perda, mereka berharap Pemda bisa merelokasi kami ke tempat yang bisa menghidupkan suasana berdagangnya. Meskipun roda tempat mereka berjualan sempat diangkut oleh Satpol PP, tak membuat kapok Karena dalam 1 minggu kemudian mereka dapat mengambil kembali barang mereka dengan uang tebusan 45ribu hingga 75ribu melalui pihak pengadilan.
Tim Liputan pun sempat bertanya-tanya pada pengunjung / pembeli yang kebetulan ada di sana, sebut saja Naning (24th) wanita asal Jakarta ini, mengatakan
“ PKL sejak saya hijrah Ke Bandung untuk studi, nampaknya sudah menjadi bagian dari Kota ini, kita tidak dapat menutup mata tentang keberadaan mereka, demi mencari sesuap nasi untuk menyambung hidup, ya jadi sulit untuk diberantas” ungkap nya. Ketika ditanya soal PERDA, mahasiswa Fakultas Ekonomi jurusan Managemen 2002 ini mengatakan, konsistensi dari pemerintah dan aparatur pelaksana peraturan menjadi kunci keberhasilan Perda K3, di tempat terpisah di bilangan Merdeka Dewi (30th) karyawati Show Room, menanggapi hal berbeda soal PKL, “ Keberadaan PKL seperti pedagang aksesoris dan penjual minuman, sangat menggangu, karena memakan bahu jalan yang bisa berakibat kemacetan juga kecelakaan. Ketika ditanya tanggapan nya soal Perda K3, kritikan dari nya hanya satu Konsisten dalam membuat dan melaksanakan Perda K3.
Lain halnya dengan pendapat Bang Pristone sebutan akrab dikalangan pedagang dan merupakan Pembina dari paguyuban Pedagang Jasa Tradisional Dago (PPJTD) mengatakan Perda di Bandung Lebih banyak Symbol, Retrorika serta Slogan. Disamping itu 3 Terminologi K3 perlu penelaahan yang jelas mengenai termagtub didalamnya,Supaya semua sector tersentuh karena kalimat itu sangat abstrak. Dan disamping itu Perda yang ada terkesan tidak berpihak pada kaum bawah, dalam hal ini terlihat banyaknya tempat-tempat pihak swasta atau para kaum berduit dengan bebasnya berdiri dan terkesan tidak teratur. “Harapan dari pihak Pedagang itu sendiri agar pemerintah dapat melakukan komunikasi secara dua arah dan meninjau kembali apa yang terkaji dalam Perda tersebut kemudian dalam penindakannya pun harus jelas jangan terkesan setengah hati, dan yang terpenting pemerintah dapat merealisasikan tempat yang layak,murah,dan memiliki nilai ekonomis bagi para pedagang” ujarnya.(Devi,Ivan,Ahmad,Bambang)
Bandung Cozy-THE RED STEAKS (STEAKS AND BURGER)
Bandung-Sukajadi 159-. The Red Steak yang baru berdiri pada tanggal 1 desember 2008 mencoba eksis ditengah persaingan dikawasan Sukajadi. Meski terbilang baru tempat ini menawarkan ciri khas dan spesialisasi dalam hal pengolahan steak dan burger. Saat ditemui tim liputan beritaberitabandung.com (12/12) Sandy selaku Operation Manager mengatakan tempat ini dibuka berawal dari sebuah komunitas anak-anak NHI bagian kitchen ingin membuat tempat makan yang enak dan memberikan kontribusi terhadap Kota Bandung. dengan target market semua kalangan dapat menikmati menu yang ditawarkan.
Menu andalan sudah jelas Steak dan burger yang berbahan dasar daging sapi disamping juga menu-menu lainnya. Dengan konsep tempat apa adanya dan modern menjadikan tempat ini nyaman dan berhasil menarik pengunjung dari kalangan Mahasiswa,keluarga, hingga turis asing dan tokoh terkenal pun datang. Fasilitas yang ditawarkan tempat ini selain menu khasnya pengunjung dapat menikmati Free Hotspot secara Cuma-Cuma tanpa registrasi,free Parking,dan discount 10% pada bulan desember 2008(selama masa promosi), Fasilitas kursi semi launch dan smoking area.
Menu yang ditawarkan seperti Smoothies Strawbery, Fresh Juice Strawbery, Black Angus Steak, Tenderloin Steak,Sirloin Steak, Chilli Chesee Nachos,Strawbery in Cream, New York Burger dan masih banyak lagi menu lainnya. selain menawarkan masakan Eropa masakan asia pun ada disini, hal ini dapat dilihat dari menu Asian Favourite seperti Sop Buntut,Chicken Katsu, Korean Spicy Steak. Untuk range harga sendiri makanan dan minuman mulai dari Rp 6000, - hingga Rp. 100.000 harga yang pantas untuk citra rasa yang ditawarkan.Bagi para pecinta kuliner yang penasaran dengan tempat ini bisa langsung dating di jalan Sukajadi 159 dengan jam operasional dari pukul 11 siang hingga pukul 11 malam. Pelayanan yang ramah dan kapasitas pengunjung yang lumayan banyak diharapkan dapat memuaskan lidah masyarakat Bandung dan sekitarnya.
english version
Bandung-159 Sukajadi ST-. The Red Steak has been recently established on December 1, 2008 an try to exist in the middle of competition in Sukajadi area. Although recently built, this place offered exclusive and specialization in steak and burger processing. When beritaberitabandung.com came to visit (Dec12th) Sandy as Operation Manager said form the start this place opened from a NHI kitchen community that wanted to make a delicious eat place and give Bandung city contribution with market target all people are able to enjoy offered menu.
It is clear that main menu of this restaurant are steak and burger with cow meat as basic ingredients beside other menus. With natural and modern concept make this place comfortable and attracted many people from college student, family, foreign tourist and celebrity have came to visit. Offered facility beside their special menu, visitor can enjoy free hotspot (internet connection) without registration, free parking, and 10 % discount price on December 2008 (along promotion time), semi launch chair facility and smoking area.
Offered menus are Smoothies Strawberry, Fresh Juice Strawberry, Black Angus Steak, Tenderloin Steak, Sirloin Steak, Chilly Cheese Nachos, Strawberry in Cream, New York Burger and there are other offered menus. This restaurant not only offered European food but also Asian food, we can see this from favorite Asian menus such a as Cow Tail Soup, Chicken Katsu, and Korean Spicy Steak. Food and beverage price start from Rp 6000,- until Rp 100.000 is proper price for offered taste. For those who have culinary curiosity can directly visit this place on 159 Sukajadi ST start from 11 am – 11 pm. Friendly service and reasonable visitor capacity restaurant can satisfy Bandung and around Bandung people tongue. (Bambang/Ahmad//Lady)