Bandung , Jl. Jawa - Jajaran Samapta Polwiltabes Bandung berhasil menjaring puluhan pengamen, pa ogah, calo, dan pengemis di beberapa ruas jalan di Bandung , Senin (29/12). Para pengamen di tangkap di daerah ; Leuwi Panjang, Jl. Jakarta , Jl. Sulanjana, Jl. Cikapayang, Jl. Merdeka, Jl. Dago, Jl. Riau, dan Jl. Veteran, Bandung. Operasi ini dilaksanakan untuk menindak lanjuti program pemberantasan preman.
Sebelumnya Samapta Polwiltabes Bandung juga telah menggelar operasi preman di beberapa daerah di Bandung . Aipda Yayan Sopyan, Kasubnit 3, Patroli, Polwitabes Bandung, menuturkan “Pihaknya menurunkan satu pleton personil dengan lima mobil patroli untuk menertibkan pengamen jalanan” Ia juga menambahkan pihaknya akan mendata semua orang yang tertangkap pada operasi ini, selanjutnya Samapta Polwiltabes Bandung akan melimpahkannya ke Bag. Bina Mitra Polwiltabes Bandung .
Dari hasil pendataan tersebut, ada beberapa pengamen yang sudah beberapa kali terjaring operasi, pengakuan Muhammad Nanang (25), pengamen jalanan yang biasa mangkal di perempatan BIP, memang dirinya pernah dua kali kena razia. Kenapa masih mau turun ke jalan, ia menjawab saat ini cari kerja susah, jadi ngamen alternatifnya.
Setelah di data oleh Samapta Polwiltabes Bandung, puluhan anjal (anak jalanan-red) dibawa ke Bag. Bina Mitra untuk dilakukan pendataan ulang terutama bagi yang tidak memiliki KTP, dari hasil pendataan ada 11 orang yang dipisahkan, karena tubuhnya dipenuhi tato. Gerombolan bertato ini selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan, siapa tahu mereka tersangkut narkoba atau membawa senjata untuk memeras orang. Selain itu Bina Mitra juga mewawancarai satu persatu pengamen, untuk dilakukan pembinaan agar mereka tidak turun lagi ke jalan.
Basubag Bimmas, Bina Mitra Polwitabes Bandung, Aiptu Adi, “pada dasarnya kita tidak melarang pengamen mencari uang, namun lokasi seharusnya tidak menggangu ketertiban umum”. Pihaknya juga akan menindak lanjuti hasil penjaringan ini ke Dinas Sosial untuk dilakukan rehabilitasi atau pelatihan keterampilan agar para pengamen, pengemis, pa ogah, dan calo tidak turun ke jalan lagi.
Pihak berharap dari pelatihan yang diberikan Dinas Sosial para anjal ini bisa berkreasi dan berwirausaha sehingga tidak mengandalkan hidup di jalan dan meresahkan masyarakat.
(Ade Indra, Denny)
Sebelumnya Samapta Polwiltabes Bandung juga telah menggelar operasi preman di beberapa daerah di Bandung . Aipda Yayan Sopyan, Kasubnit 3, Patroli, Polwitabes Bandung, menuturkan “Pihaknya menurunkan satu pleton personil dengan lima mobil patroli untuk menertibkan pengamen jalanan” Ia juga menambahkan pihaknya akan mendata semua orang yang tertangkap pada operasi ini, selanjutnya Samapta Polwiltabes Bandung akan melimpahkannya ke Bag. Bina Mitra Polwiltabes Bandung .
Dari hasil pendataan tersebut, ada beberapa pengamen yang sudah beberapa kali terjaring operasi, pengakuan Muhammad Nanang (25), pengamen jalanan yang biasa mangkal di perempatan BIP, memang dirinya pernah dua kali kena razia. Kenapa masih mau turun ke jalan, ia menjawab saat ini cari kerja susah, jadi ngamen alternatifnya.
Setelah di data oleh Samapta Polwiltabes Bandung, puluhan anjal (anak jalanan-red) dibawa ke Bag. Bina Mitra untuk dilakukan pendataan ulang terutama bagi yang tidak memiliki KTP, dari hasil pendataan ada 11 orang yang dipisahkan, karena tubuhnya dipenuhi tato. Gerombolan bertato ini selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan, siapa tahu mereka tersangkut narkoba atau membawa senjata untuk memeras orang. Selain itu Bina Mitra juga mewawancarai satu persatu pengamen, untuk dilakukan pembinaan agar mereka tidak turun lagi ke jalan.
Basubag Bimmas, Bina Mitra Polwitabes Bandung, Aiptu Adi, “pada dasarnya kita tidak melarang pengamen mencari uang, namun lokasi seharusnya tidak menggangu ketertiban umum”. Pihaknya juga akan menindak lanjuti hasil penjaringan ini ke Dinas Sosial untuk dilakukan rehabilitasi atau pelatihan keterampilan agar para pengamen, pengemis, pa ogah, dan calo tidak turun ke jalan lagi.
Pihak berharap dari pelatihan yang diberikan Dinas Sosial para anjal ini bisa berkreasi dan berwirausaha sehingga tidak mengandalkan hidup di jalan dan meresahkan masyarakat.
(Ade Indra, Denny)